Kerajaan Demak dan Pengaruhynya Terhadap Islamisasi di Pulau Jawa

Authors

  • Nugrah Novita Rahmawati, Subaryana, Mardikun Author

Keywords:

Kerajaan Demak, Proses Islamisasi, Pengaruh Islamisasi

Abstract

Berdirinya Kerajaan Demak tidak lepas dari pengaruh ramainya lalu lintas pedagangan rempah-rempah dan kemerosotan Majapahit akibat perebutan kekuasaan. Saat perdagangan rempah-rempah tengah ramai, Majapahit mengalami masa yang semakin suram. Keadaan ini menguntungkan bagi penyebaran Islam di Jawa karena masyarakat menginginkan tatanan hidup baru yang dinilai lebih baik dari sebelumnya. Setelah Brawijaya V (raja Majapahit) mengetahui bahwa Raden Patah adalah putranya, beliau memberikan tanah wilayah Demak. Majapahit semakin merosot ketika pemerintahan Girindrawardhana. Keadaan ini dimanfaatkan Demak untuk lepas dari Majapahit dan menjadi kerajaan Islam yang berdaulat. Para wali menunjuk Raden Patah sebagai Sultan pertama. Sejak awal berdirinya Demak, Raden Patah dibantu para wali, oleh karena itu dalam menjalankan pemerintahan beliau selalu melibatkan para wali. Sultan Demak berperan sebagai pengambil kebijakan dakwah sedangkan para wali bertugas sebagai penyebar agama Islam, pelaksana kebijakan dan penasehat sultan. Kebijakan yang ditetapkan Sultan Demak tidak lepas dari kepentingan dakwah. Dalam melakukan penyebaran Islam, para wali mengambil sikap toleran terhadap budaya lama. Budaya lama dibiarkan tetap ada namun disesuaikan dengan ajaran Islam. Meski usia Kerajaan Demak tidak sampai satu abad, namun penyebaran Islam semasa pemerintahan Kerajaan Demak memiliki dampak di bidang politik, sosial dan budaya. Secara umum pada bidang politik, setelah adanya islamisasi menyebabkan digantinya hukum-hukum negara yang awalnya bersumber pada ajaran Hindu-Budha menjadi bersumber pada ajaran Islam. Sedangkan di bidang sosial dan budaya, islamisasi menyebabkan adanya perpaduan antara budaya Islam dengan budaya Hindu (akulturasi) di Jawa.

Downloads

Published

2023-10-23