Pemikiran Soekarno Tentang Nasakom dan Implementasinya di Era Demokrasi Terpimpin

Authors

  • Nurrahmi, YB Jurahman, Anggar Kaswati Author

Keywords:

Nurrahmi, YB Jurahman, Anggar Kaswati

Abstract

Soekarno Dilahirkan Dari Pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo Dan Ida Ayu Nyoman Rai Pada Tanggal 6 Juni 1901. Masa kecilnya yang dihabiskan bersama orang tuanya di Blitar setelah sebelumnya tinggal bersama kakeknya Raden Hardjoko di Tulungagung Jawa Timur. Memulai pendidikan di Eurepeesche Lagere School di Mojokerto, kemudian melanjutkan ke Hogere Burger School di Surabaya. Lulus dari HBS, ia melanjutkan studinya di Technische Hooge School di Bandung.

Pada Agustus 1945, Soekarno diundang oleh Marsekal Terauchi sebagai pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara ke Dalat, yang menyatakan untuk mempersiapakan kemerdekaan Indonesia. Tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno dan Hata memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Bertujuan untuk menyatukan berbagai golongan dan ideologi yang berkembang saat itu, maka ia memunculkan konsep Nasakom, sebagai upaya menyatukan bangsa yang terpecah dengan berbagai partai politik, ideologi dan pemikiran yang saling bertentangan.

Sebagai perwujudan dari konsep Nasakom, ia mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli  1959. Banyaknya pertentangan dari kalangan organisasi politik Islam diatasi dengan menggandeng kekuatan massa terbesar saat itu yaitu Partai Komunis Indonesia, sekaligus untuk mengimbangi kekuatan Angkatan Darat. Berbagai simbol dan slogan banyak tercetuskan di era ini, diantaranya adalah RESOPIM. Ajaran ini, digunakan agar kekuasaan presiden berada pada posisi tertinggi di pemerintahan, sebutan Panglima Besar Revolusi adalah upaya untuk mendoktrin masyarakat Indonesia saat itu dalam rangka mengendalikan semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara baik di bidang politik, maupun di bidang ekonomi, agar tercapai tujuan dari konsep Nasakom yaitu jiwa sosialisme dan revolusi yang bersatu demi memajukan kesejahteraan bersama.

Downloads

Published

2023-10-23