Peran Hamengku Buwono IX dalam Perjuangan Awal Kemerdekaan Republik Indonesia (1945-1949)
Keywords:
Hamengku Buwono IX, Kemerdekaan, Republik Indonesia, 1945-1949Abstract
Awal kemerdekaan Indonesia yang ditandai dengan suasana mencekam yang disebabkan oleh keganasan tetara NICA (Belanda). Pada bulan Oktober, November, dan Desember 1945, Jakarta menjadi ajang kekerasan dan teror yang menyebabkan jatuh korban orang Indonesia yang tidak berdosa, tidak kuang dari 8.000 orang, bahkan ancaman juga terjadi pada Soekarno-Hatta sehingga mereka harus tidur berpindah-pindah rumah. Terlihat kondisi Jakarta terasa begitu gawat sehingga pada sidang Kabinet tanggal 3 Januari 1946 diambil keputusan untuk memindahkan kedudukan pemerintah pusat Republik Indonesiabke Yogyakarta. Sehingga pada pagi hari tanggal 4 Januari 1946 pusat pemerintahan resmi pindah ke Yogyakarta, dan pada akhirnya pimpinan Republik disambut hangat oleh Sultan Hamengku Buwono IX. Mulai waktu itulah Yogyakarta menjadi ibu kota revolusi yang sanggup bertahan mengatasi gelombang pasang-sururnya perjuangan pada tahun-tahun berikutnya. Sultan Hamengku Buwono IX juga menjadi anggota Kabinet Sjahrir III sebagai Menteri Negara pada tahun 1946. Pada masa awal kemerekaan Indonesia diberbagai daerah yang didirikan LaskarRakyat untuk membantu TNI dalam menanggulangi musuh. Terkecuali Yogyakarta, yang berhasil membentuk tanpa didominasi oleh suatu golongan, melainkan gabungan dari berbagai unsur yang menjadi panglimanya adalah Sultan Hamengku Buwono IX sendiri dengan kepala stafnya Selo Soemardjan.