Peran Jenderal Sudirman dalam Mempertahankan Kemerdekaan pada Tahun 1945-1950

Authors

  • Ian Martha Suri Nazara, Subaryana, YB. Jurahman Author

Keywords:

General Sudirman, Defending, Indonesian Independence.

Abstract

The purpose of this paper is to discuss in depth the brief history of General Sudirman's life, Sudirman's career in the Indonesian National Armed Forces (TNI) and Sudirman's struggle to maintain Indonesian Independence. The method used in this paper is literature study. The steps used in sequence are heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. Sudirman was born in the village of Bodas Karangjati, Purbalingga, Central Java on January 24, 1916 to Karsid Kartawiradji and Siyem. He is the adopted son of Raden Cokrosunaryo. Sudirman studied at HIS (Hollandsch Inlandsche School), Taman Siswa, MULO Wiworotomo and Muhammadiyah Teacher School although he did not complete it. In 1936 he married a girl named Alfiah, then they were blessed with 7 children. During the Japanese occupation he joined the military and became the commander of PETA (Defenders of the Homeland). At the time of the Battle of Ambarawa, Sudirman proved to be able to lead the war with the "Supit Urang" strategy that could repel Allied and Dutch troops. On December 18, 1945 Sudirman was appointed as the leader of the TNI. On December 19, 1949 the Dutch violated the Renville Agreement and carried out a surprise attack so that they took over in the capital Yogyakarta, the action was called the Dutch military aggression II, then Sudirman chose to lead the Guerrilla War with the Indonesian army. The peak of the Guerrilla War was the general attack on March 1, 1949 so that the Dutch recognized the sovereignty of the Republic of Indonesia de jure and de facto.

Keywords : General Sudirman, Defending, Indonesian Independence. Abstrak

Tujuan penulisan ini adalah untuk membahas secara mendalam tentang sejarah singkat  kehidupan Jenderal Sudirman, karier Sudirman dalam Tentara Nasional Indonesia (TNI) serta perjuangan Sudirman dalam mempertahankan Kemedekaan Indonesia.Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi pustaka atau literatur. Langkah-langkah yang digunakan secara berurutan adalah heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Sudirman lahir di desa Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah pada tanggal 24 Januari 1916 dari pasangan Karsid Kartawiradji dan Siyem. Ia merupakan anak angkat dari Raden Cokrosunaryo. Sudirman menempuh jenjang pendidikan di HIS (Hollandsch Inlandsche School), Taman Siswa, MULO Wiworotomo dan Sekolah Guru Muhammadiyah meskipun tidak menyelesaikannya. Pada tahun 1936 ia menikah dengan seorang gadis bernama Alfiah, kemudian dikaruniai 7 orang anak. Pada masa kependudukan Jepang dia bergabung dalam kemiliteran dan menjadi komandan PETA (Pembela Tanah air). Pada saat terjadi Pertempuran Ambarawa, Sudirman terbukti dapat memimpin perang dengan strategi “Supit Urang”  yang dapat mengusir pasukan Sekutu dan Belanda. Pada tanggal 18 Desember 1945 Sudirman dilantik sebagai pimpinan TNI. Pada tanggal 19 Desember 1949 Belanda melanggar Perjanjian Renville dan  melakukan serangan mendadak sehingga mengambil alih di ibukota Yogyakarta, aksi tersebut dinamakan agresi militer Belanda II, kemudian Sudirman memilih untuk memimpin Perang Gerilya bersama tentara Indonesia. Puncak Perang Gerilya yaitu pada serangan umum 1 Maret 1949 sehingga Belanda mengakui kedaulatan RI secara de jure dan de facto.

Keywords : Jenderal Sudirman, Mempertahankan, Kemerdekaan Indonesia.   References

Ardian Kresna. 2011, Soedirman Bapak Tentara Indonesia,  Yogyakarta: Mata Padi Presindo.

A.S.S., Tambunan Soebijono, Hidayat Mukmin. 1991 Pejuang dan Prajurit,  Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Batara R. Hutagalung. 2010, Serangan Umum 1 Maret 1949 Dalam Keleidoskop Sejarah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia, Yogyakarta: Lkis Yogyakarta.

Emmy Wurhayani. 2006, Perang Kemerdekaan di Magelang (1948-1949), Salatiga: Widya Sari Press Salatiga.

Gunawan Haji, Haris Budiharto, Agus Sulistya, Buku Panduan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. 2006, Yogyakata: Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Marwati Djoened Pusponegoro, Nogroho Notosusanto. 1993, Sejarah Nasional  Indonesia VI, Jakarta: Balai Pustaka.

Moedjanto. G. 1988 Indonesia Abad Ke-20 1 Dari Kebangkitan Nasional sampai Linggarjati, Yogyakarta: Kanisius.

R. Eddy Soekamto. 2011, Panglima Besar Tidak Pernah Sakit; (Biografi Jenderal Besar Sudirman), Jakarta: NARASI (Anggota Ikapi).

Sardiman. 2000, Panglima Besar Jenderal Sudirman Kader Muhammadiyah, Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Sulistyo Atmojo. 1984, Jendral Sudirman Riwayat Hidup dan Perjuangannya, Jakarta: Balai Pustaka.

Taufik Adi Susilo. 2017, Soedirman Biografi Singkat 1916-1950, Yogyakarta: Garasi House Of Book.

Tjokropranolo. 1992, Jenderal Soedirman Pemimpin Pendobrak Penjajahan Terakhir di Indonesia, Jakarta: P.T. Surya Persindo.

Yunif Effendi. 2008, Rute Perjuangan Gerilya Pangsar Jenderal Sudirman, Jakarta: CV. Ami Global Media.

Yusmar Basri. 1981, Sejarah Nasional Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

Downloads

Published

2023-10-19